Memberi Semangat kepada Atlet Muda: 5 Hal Penting untuk Orang Tua

0
37

Sebagai ahli diet olahraga, saya sering melihat orang tua kewalahan dengan saran nutrisi yang bertentangan mengenai atlet muda mereka. Hal ini wajar – menyeimbangkan dunia akademis, kehidupan sosial, dan jadwal pelatihan sudah merupakan hal yang menuntut. Menambah tekanan untuk memastikan anak Anda makan dengan “benar” bisa terasa seperti rintangan lain. Namun perlu diingat: apa yang cocok untuk pekerja kantoran belum tentu merupakan pendekatan terbaik bagi atlet yang sedang berkembang dalam menghadapi tuntutan latihan yang intens.

Daripada terjebak dalam diet ketat atau pola makan yang rumit, fokuslah pada lima prinsip utama ini untuk membantu atlet muda Anda berkembang baik di dalam maupun di luar lapangan.

1. Sasaran Kinerja Kesehatan Trump

Meskipun Anda tergoda untuk memprioritaskan peningkatan performa, kesehatan atlet muda harus selalu diutamakan. Hindari apa pun yang menjanjikan hasil cepat namun berisiko bagi kesejahteraan jangka panjang, terutama jika menyangkut masalah berat badan.

Tekankan bahwa berat badan bukanlah ukuran keberhasilan atletik yang dapat diandalkan. Daripada terpaku pada angka di timbangan, bantulah anak Anda mengembangkan hubungan intuitif dengan makanan. Tanyakan kepada mereka: “Apakah Anda benar-benar lapar?” atau “Apakah pilihan ini membantu saya merasa bersemangat untuk berlatih?”.

2. Intensitas Latihan Menentukan Kebutuhan Bahan Bakar

Atlet muda membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan rekan-rekan mereka yang tidak banyak bergerak. Ini bukan hanya tentang asupan kalori secara keseluruhan; ini tentang kapan dan apa mereka makan.

Sebelum Latihan: Mulailah dari jumlah kecil dengan karbohidrat yang mudah dicerna seperti jus buah, pretzel, atau kantong saus apel jika mereka tidak merasa lapar sebelum berolahraga.
Selama Latihan (Sesi Panjang): Untuk latihan yang berlangsung lebih dari satu jam, tawarkan bahan bakar seperti minuman olahraga, kunyah buah, pisang, atau irisan jeruk untuk menjaga tingkat energi dan mencegah kecelakaan di tengah latihan.

Setelah Latihan: Targetkan pemulihan “tiga R”:
* Perbaikan: Protein membantu membangun kembali otot; bayangkan susu coklat dengan granola bar atau yogurt dengan granola dan buah.
* Mengisi ulang: Karbohidrat memulihkan simpanan glikogen, sumber energi utama tubuh Anda selama berolahraga.
* Rehidrasi: Mengisi kembali cairan dan elektrolit yang hilang melalui air atau minuman olahraga.

3. Bebas dari Menghitung Kalori

Menghitung kalori dapat menyebabkan hubungan yang tidak sehat dengan makanan. Daripada terobsesi dengan angka, ajari atlet Anda cara membuat makanan seimbang: Pikirkan tentang ukuran porsi menggunakan isyarat visual seperti porsi protein seukuran telapak tangan, porsi karbohidrat seukuran kepalan tangan, dan lemak sehat yang ditaburkan.

4. Jajanan Yang Strategis

Camilan bukan hanya untuk menghilangkan kebosanan – tapi juga penting untuk mengisi bahan bakar di sela-sela latihan, mendukung percepatan pertumbuhan, dan mengisi kembali simpanan energi. Pilihlah makanan ringan yang menggabungkan protein dan karbohidrat untuk energi dan kepuasan yang berkelanjutan. Beberapa opsi bagus meliputi:
* Roti panggang dengan selai kacang dan buah
* Hummus dengan roti pita dan sayuran
* Smoothie

5. Mendorong Pola Pikir Makanan yang Positif

Makanan harus membawa kesenangan, bukan kecemasan. Dorong atlet Anda untuk memandang makanan sebagai bahan bakar yang menggerakkan impian mereka. Bicarakan tentang bagaimana hal ini memberi mereka energi untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, mendukung pertumbuhan mereka, dan membantu mereka merasa kuat dan siap menghadapi tantangan. Ingat: Tidak apa-apa menikmati suguhan dan makanan favorit dengan penuh kesadaran!

Menemukan yang Cocok:

Penting untuk menyesuaikan pedoman ini dengan usia anak Anda, olahraga, volume latihan, preferensi, dan kebutuhan diet apa pun yang mungkin mereka miliki. Seorang ahli diet olahraga dapat sangat berharga dalam membuat rencana khusus yang mengatasi situasi unik mereka.